HUBUNGAN DEBIT AIR DENGAN BANJIR
MAKALAH FISIKA
HUBUNGAN DEBIT AIR DENGAN BANJIR
SMA
NEGERI 1 PONOROGO
KELAS
XI-A3
NAMA
KELOMPOK:
1.
AMALIA REGA V. (03)
2.
MEFI FRINKAZELA N. (16)
3.
RIZKA ULFIANA (22)
4.
SEPTIYAN NUR A (24)
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
o Memahami
pengertian banjir
o Mengetahui
macam-macam banjir dan penyebabnya.
o Mengetahui
pengertian debit.
o Memahami hubungan
debit air dan banjir
o Memahami praktek
Bab Fluida dalam kehidupan sehari-hari.
o Tugas pengganti
Ulangan Harian.
RUMUSAN MASALAH
1.Apa pengertian banjir?
2.
Apa macam-macam banjir dan penyebabnya?
3.Apa pengertian debit?
4.
Bagaimana hubungan debit air dan banjir?
BAB I
PENDAHULUAN
Belakangan banyak terjadi banjir di
wilayah indonesia. Sebelum memahami hubungan antara hubungan debit air dengan terjadinya
banjir, kami akan menjelaskan tentang pengertian banjir, penyebab terjadinya
banjir dan macam-macamnya. Juga pengertian debit air agar lebih memahami
hubungan antara debit air dengan penyebab terjadinya banjir yang terjadi.
faktor
internal dari banjir dapat dilihat dari fisik sungainya yaitu akibat dari
kapasitas penampang sungai yang tidak bisa menampung beban debit yang mengalir
di atasnya.
Di Indonesia
maupun negara-negara lain di dunia tidak terkecuali negara maju, kejadian banjir
sering terjadi setiap tahun, terutama pada musim penghujan ketika curah hujan
yang tinggi jatuh pada waktu yang relatif pendek, sehingga debit puncak inflow
yang ditimbulkannya melebihi kapasitas sungai yang dilewatinya.
Akibat
yang ditimbulkan oleh banjir yaitu dapat memporak porandakan daerah yang
terkena banjir tersebut, baik infrastruktur maupun sosial, sehingga dampaknya
dapat melumpuhkan perekonomian daerah tersebut.
Untuk
mengurangi kerugian yang dapat ditimbulkan banjir, di negara-negara maju
prediksi akan terjadinya banjir sudah dilakukan dengan adanya sistem peringatan
dini (early warning system) dan biasanya dengan cara memperkirakan kejadian
hujan yang terjadi saat itu.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan model indikator yang berkaitan dengan banjir
yang selanjutnya disebut Indeks Banjir. Nilai indeks tersebut dapat
memformulasikan hubungan antara debit inflow, luas genangan, kedalaman genangan
dan waktu genangan. Objek sebagai lokasi studi dilakukan di DAS Citarum
Hulu-Jawa Barat.
Banjir
akan terjadi apabila beban debit aliran melebihi kapasitas penampang melintang
sungai (bankfull capacity) sehingga elevasi muka air melewati puncak tanggul.
Limpasan air yang melewati puncak tanggul dianggap sebagai aliran yang mengalir
melalui bangunan pelimpah samping (side spillway). Model Indeks Banjir yang
dikembangkan pada penelitian ini adalah model indeks yang melibatkan pengaruh
hidrologi dan hidrolik yang terkait dengan masalah banjir. Pengaruh hidrologi
adalah curah hujan dan turunannya yaitu hidrograf inflow, sedangkan pengaruh
dampaknya adalah luas genangan, kedalaman genangan dan waktu genangan.
Selain
itu pembuatan makalah ini adalah untuk lebih memahami lagi penerapan ilmu
fisika khususnya bab Fluida yang kita pelajari dan hubungannya dengan kehidupan
sehari-hari. Kita dapat memperkirakan banjir yang terjadi dengan menghitung
debit air dalam sungai atau genangan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian banjir
Banjir merupakan fenomena alam yang
biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara
sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air di suatu
kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.
Dalam cakupan pembicaraan yang luas,
kita bisa melihat banjir sebagai suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada
bagian air di permukaan Bumi yang bergerak ke laut. Dalam siklus hidrologi kita
dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan Bumi dominan
ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah.
Aliran Permukaan = Curah Hujan –
(Resapan ke dalam tanah + Penguapan ke udara)
Air hujan sampai di permukaan Bumi dan
mengalir di permukaan Bumi, bergerak menuju ke laut dengan membentuk alur-alur
sungai. Alur-alur sungai ini di mulai di daerah yang tertinggi di suatu
kawasan, bisa daerah pegunungan, gunung atau perbukitan, dan berakhir di tepi
pantai ketika aliran air masuk ke laut.
Secara sederhana, segmen aliran sungai itu
dapat kita bedakan menjadi daerah hulu, tengah dan hilir.
- Daerah
hulu: terdapat
di daerah pegunungan, gunung atau perbukitan. Lembah sungai sempit dan
potongan melintangnya berbentuk huruf “V”. Di dalam alur sungai
banyak batu yang berukuran besar (bongkah) dari runtuhan tebing, dan
aliran air sungai mengalir di sela-sela batu-batu tersebut. Air sungai
relatif sedikit. Tebing sungai sangat tinggi. Terjadi erosi pada arah
vertikal yang dominan oleh aliran air sungai.
- Daerah
tengah: umumnya
merupakan daerah kaki pegunungan, kaki gunung atau kaki bukit. Alur
sungai melebar dan potongan melintangnya berbentuk huruf “U”. Tebing
sungai tinggi. Terjadi erosi pada arah horizontal, mengerosi batuan induk.
Dasar alur sungai melebar, dan di dasar alur sungai terdapat endapan
sungai yang berukuran butir kasar. Bila debit air meningkat, aliran air dapat
naik dan menutupi endapan sungai yang di dalam alur, tetapi air sungai
tidak melewati tebing sungai dan keluar dari alur sungai.
- Daerah
hilir: umumnya
merupakan daerah dataran. Alur sungai lebar dan bisa sangat lebar dengan
tebing sungai yang relatif sangat rendah dibandingkan lebar alur. Alur
sungai dapat berkelok-kelok seperti huruf “S” yang dikenal sebagai
“meander”. Di kiri dan kanan alur terdapat dataran yang secara
teratur akan tergenang oleh air sungai yang meluap, sehingga dikenal
sebagai “dataran banjir”. Di segmen ini terjadi pengendapan di kiri dan
kanan alur sungai pada saat banjir yang menghasilkan dataran banjir.
Terjadi erosi horizontal yang mengerosi endapan sungai itu sendiri yang
diendapkan sebelumnya.
Dari karakter segmen-segmen aliran sungai itu,
maka dapat dikatakan bahwa :
- Banjir
merupakan bagian proses pembentukan daratan oleh aliran sungai. Dengan
banjir, sedimen diendapkan di atas daratan. Bila muatan sedimen sangat
banyak, maka pembentukan daratan juga terjadi di laut di depan muara
sungai yang dikenal sebagai “delta sungai.”
- Banjir
yang meluas hanya terjadi di daerah hilir dari suatu aliran dan melanda
dataran di kiri dan kanan aliran sungai. Di daerah tengah, banjir hanya
terjadi di dalam alur sungai.
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang
berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika
alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai.
2.
Macam-macam banjir
Terdapat berbagai macam banjir yang disebabkan
oleh beberapa hal, diantaranya:
·
Banjir air
Banjir yang satu ini adalah banjir
yang sudah umum. Penyebab banjir ini adalah meluapnya air sungai, danau, atau
selokan sehingga air akan meluber lalu menggenangi daratan. Umumnya banjir
seperti ini disebabkan oleh hujan yang turun terus-menerus sehingga sungai atau
danau tidak mampu lagi menampung air.
·
Banjir “Cileunang”
Jenis banjir yang satu ini hampir sama
dengan banjir air. Namun banjir cileunang ini disebakan oleh hujan yang sangat
deras dengan debit air yang sangat banyak. Banjir akhirnya terjadi karena
air-air hujan yang melimpah ini tidak bisa segera mengalir melalui saluran atau
selokan di sekitar rumah warga. Jika banjir air dapat terjadi dalam waktu yang
cukup lama, maka banjir cileunang adalah banjir dadakan (langsung terjadi saat
hujan tiba).
·
Banjir bandang
Tidak hanya banjir dengan materi air,
tetapi banjir yang satu ini juga mengangkut material air berupa lumpur. Banjir
seperti ini jelas lebih berbahaya daripada banjir air karena seseorang tidak
akan mampu berenang ditengah-tengah banjir seperti ini untuk menyelamatkan
diri. Banjir bandang mampu menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya
sangat tinggi. Banjir ini biasa terjadi di area dekat pegunungan, dimana tanah
pegunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa air ke daratan
yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan menghanyutkan sejumlah
pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran besar. Material-material ini tentu
dapat merusak pemukiman warga yang berada di wilayah sekitar pegunungan.
·
Banjir rob (laut pasang)
Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh
pasangnya air laut. Banjir seperti ini kerap melanda kota Muara Baru di
Jakarta. Air laut yang pasang ini umumnya akan menahan air sungan yang sudah
menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan.
·
Banjir lahar dingin
Salah satu dari macam-macam banjir
adalah banjir lahar dingin. Banjir jenis ini biasanya hanya terjadi ketika
erupsi gunung berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak
gunung dan mengalir ke daratan yang ada di bawahnya. Lahar dingin ini
mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga air sungai akan mudah meluap dan
dapat meluber ke pemukiman warga.
·
Banjir lumpur
Banjir lumpur ini identik dengan
peristiwa banjir Lapindo di daerah Sidoarjo. Banjir ini mirip banjir bandang,
tetapi lebih disebabkan oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan menggenangi
daratan. Lumpur yang keluar dari dalam bumi bukan merupakan lumpur biasa,
tetapi juga mengandung bahan dan gas kimia tertentu yang berbahaya. Sampai saat
ini, peristiwa banjir lumpur panas di Sidoarjo belum dapat diatasi dengan baik,
malah semakin banyak titik-titik semburan baru di sekitar titik semburan lumpur
utama.
3.
Penyebab terjadinya banjir
A.
Sungai
·
Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju
cepat melebihi kapasitas saluran sungai. Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan dan depresi tropis, angin luar dan
hujan panas yang mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga
seperti tanah longsor, es, atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir
perlahan di sebelah hulu rintangan.
·
Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai petir besar) atau pelepasan mendadak
endapan hulu yang terbentuk di belakang bendungan, tanah longsor, atau gletser.
Sungai-sungai yang membelah Jakarta
sudah tidak lagi berfungsi maksimal dalam menampung air. Selain karena
pendangkalan dan rumah-rumah penduduk yang menyemut di sepanjang pinggirannya,
juga karena sungai-sungai ini penuh dengan sampah. Berbagai jenis sampah dapat ditemukan
di badan sungai. Di beberapa tempat, tumpukan sampah itu begitu banyak sehingga
menjadi sebuah daratan yang dapat diinjak manusia.
B.
Muara
Biasanya diakibatkan oleh penggabungan
pasang laut yang diakibatkan angin badai. Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropismasuk dalam kategori ini.
C.
Pantai
Diakibatkan badai laut besar atau
bencana lain seperti tsunami atau hurikan). Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropismasuk dalam kategori ini.
D.
Peristiwa Alam
Diakibatkan oleh peristiwa mendadak
seperti jebolnya bendungan atau bencana lain seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.
E.
Manusia
Kerusakan akibat aktivitas manusia, baik
disengaja atau tidak merusak keseimbangan alam
F.
Lumpur
Banjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di
tanah pertanian. Sedimen kemudian terpisah dari endapan dan terangkut sebagai
materi tetap atau penumpukan dasar sungai. Endapan lumpur mudah diketahui
ketika mulai mencapai daerah berpenghuni. Banjir lumpur adalah proses lembah
bukit, dan tidak sama dengan aliran lumpur yang diakibatkan pergerakan massal.
G.
Lainnya
Banjir dapat terjadi ketika air meluap
di permukaan kedap air (misalnya akibat hujan) dan tidak dapat terserap dengan
cepat (orientasi lemah atau penguapan rendah).
Berang-berang pembangun bendungan dapat membanjiri wilayah perkotaan dan
pedesaan rendah, umumnya mengakibatkan kerusakan besar.
4.
Dampak yang ditimbulkan oleh banjir
1.
Primer
Kerusakan fisik - Mampu
merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil, bangunan,
sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dankanal.
2.
Sekunder
·
Pertanian dan persediaan makanan -
Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan panen. Namun, dataran rendah
dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat banjir demi menambah
mineral tanah setempat.
·
Pepohonan - Spesies yang tidak sanggup
akan mati karena tidak bisa bernapas.
·
Transportasi - Jalur transportasi rusak,
sulit mengirimkan bantuan darurat kepada orang-orang yang membutuhkan.
Dampak
tersier/jangka panjang
·
Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena
kerusakan pemukiman yang terjadi akibat banjir; dalam sector pariwisata,
menurunnya minat wiasatawan; biaya pembangunan kembali; kelangkaan
makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.
Dari berbagai dampak negatif yang
ditimbulkan, ternyata banjir (banjir air skala kecil) juga dapat membawa banyak
keuntungan, seperti mengisi kembali air tanah, menyuburkan serta memberikan
nutrisi kepada tanah. Air banjir menyediakan air yang cukup di kawasan kering
dan semi-kering yang curah hujannya tidak menentu sepanjang tahun. Air banjir
tawar memainkan peran penting dalam menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai
dan merupakan faktor utama dalam penyeimbangan keragaman makhluk hidup di
dataran. Banjir menambahkan banyak nutrisi untuk danau dan sungai yang semakin
memajukan industri perikanan pada tahun-tahun mendatang, selain itu juga karena
kecocokan dataran banjir untuk pengembangbiakan ikan (sedikit predasi dan
banyak nutrisi).
5.
Penanggulangan banjir
Mencegah dan menanggulangi banjir tak
dapat dilakukan oleh pemerintah saja atau orang perorang saja. Dibutuhkan
komitmen dan kerjasama berbagai pihak untuk menghindarkan Jakarta dan kota lain
di Indonesia dari banjir besar.
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan itu
antara lain:
·
Membuang lubang-lubang serapan air
·
Memperbanyak ruang terbuka hijau
·
Mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi
menjadikan sungai sebagai tempat sampah raksasa
Meninggikan bangunan rumah memang
dapat menyelamatkan harta benda kita ketika banjir terjadi, namun kita tidak
mencegah terjadinya banjir lagi. Manusia yang mengakibatkan banjir, manusia
pula yang harus bersama-sama menyelamatkan kota. Menyelamatkan Jakarta dari
banjir besar bukan hanya karena berarti menyelamatkan harta benda pribadi,
namun juga menyelamatkan wajah bangsa ini di mata dunia.
Partisipasi seluruh elemen masyarakat
harus dilakukan secara terorganisasi dan terkoordinasi agar dapat terlaksana
secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya dibentuk untuk mengambil
tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta masyarakat dalam penanggulangan
banjir. Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan
sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir. Tahapan
tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang
berkesinambungan, Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life
cycle), yang dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk
pencegahan sebelum bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara
menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di
wilayah sungai sampai wilayah dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti
pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir.
6.
Pengertian Debit Air
Debit air adalah kecepatan aliran zat cait per
satuan waktu. Misalnya Debit air sungai pesanggrahan adalah 3.000 l/
detik. Artinya setiap 1 detik air yang mengalir di sungai Pesanggrahan
adalah 3.000 l. Satuan debit digunakan dalam pengawasan kapasitas
atau daya tampung air di sungai atau bendungan agar dapat dikendalikan.
Untuk
dapat menentukan debit air maka kita harus mengetahui satuan ukuran volume dan
satuan ukuran waktu terlebih dahulu, karena debit air berkaitan erat dengan
satuan volume dan satuan waktu.
Perhatikan konversi satuan waktu berikut :
·
1 jam = 60 menit
·
1 menit = 60 detik
·
1 jam = 3.600 detik
·
1 menit = 1/60 jam
·
1 detik = 1/60 detik
·
1 jam = 1/3.600 detik
Konversi
satuan volume :
1 liter = 1 dm³ = 1.000 cm³ = 1.000.000 mm³ = 0.001 m³
1 cc = 1 ml = 1 cm
1 liter = 1 dm³ = 1.000 cm³ = 1.000.000 mm³ = 0.001 m³
1 cc = 1 ml = 1 cm
7.
Menentukan Debit Air
Rumus
Debit = Volume :
Waktu
BAB II
KESIMPULAN
Seperti
diketahui dari pembahasan diatas, bahwa banjir adalah hadirnya air di suatu kawasan
luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut. Banjir terjadi karena
kelebihan air. Atau air yang datang secara berlebihan. Sedangkan debit adalah
kecepatan aliran zat cait per satuan waktu.
Debit air dapat dirumuskan dengan:
|
|
Atau
Jika
curah hujan yang tinggi (Volume air) dan terjadi pada waktu(t) yang lama, akan
menimbulkan debit (Q) air yang tinggi. Debit air yang tinggi tersebut dapat
menyebabkan genangan dalam jumlah besar. Genangan tersebut bisa dikatakan
sebagai banjir.
|
Jika genangan air
datang ke tempat dengan luas (A) yang rendah atau kecil dengan kecepatan
(v) yang tinggi, maka aliran debit akan
semakin tinggi. Aliran debit yang tinggi itulah yang menyebabkan banjir. Bahkan
jika aliran air datang dengan kecepatan sangat tinggi, banjir dapat merobohkan
bangunan yang di terjangnya.
Jadi
dapat dirumuskan :
Dari
rumusan tentang debit air diatas dapat disimpulkan bahwa, jika debit air melimpah
secara berlebihan atau tinggi maka akan menimbulkan terjadinya banjir.
PENUTUP
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan mengenai materi fluida yang menjadi bahasan dalam
makalah ini. Hubungan antara debit air dan terjadinya banjir. Tentunya banyak
kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya referensi
yang kami peroleh dalam mengerjakan makalah fisika ini. Mohon maaf apabila
terdapat kesalahan pada makalah hubungan debit dan banjir ini.
Akhir
kata demikianlah makalah yang kami buat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kehidupan kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
http://rizkynovi99.blogspot.com/2013/05/pengertian-penyebab-dampak-dan-cara.html
http://asagenerasiku.blogspot.com/2012/03/menentukan-debit-volume-dan-waktu.html
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-15621-Chapter1-217610.pdf
Komentar
Posting Komentar